krisis moneter di Indonesia



Sejarah
Sampai tahun 1996, Asia menarik hampir setengah dari aliran modal negara berkembang. Tetapi, Thailand, Indonesia dan Korea Selatan memiliki "current account deficit" dan perawatan kecepatan pertukaran pegged menyemangati peminjaman luar dan menyebabkan ke keterbukaan yang berlebihan dari risiko pertukaran valuta asing dalam sektor finansial dan perusahaan.
Pelaku ekonomi telah memikirkan akibat Daratan Tiongkok pada ekonomi nyata sebagai faktor penyumbang krisis. RRT telah memulai kompetisi secara efektif dengan eksportir Asia lainnya terutaman pada 1990-an setelah penerapan reform orientas-eksport. Yang paling penting, mata uang Thailand dan Indonesia adalah berhubungan erat dengan dollar, yang naik nilainya pada 1990-an. Importir Barat mencari produsen yang lebih murah dan menemukannya di Tiongkok yang biayanya rendah dibanding dollar.
Krisis Asia dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan memengaruhi mata uang, pasar bursa, dan harga aset beberapa ekonomi Asia Tenggara. Dimulai dari kejadian di Amerika Selatan, investor Barat kehilangan kepercayaan dalam keamanan di Asia Timur dan memulai menarik uangnya, menimbulkan efek bola salju.
Banyak pelaku ekonomi, termasuk Joseph Stiglitz dan Jeffrey Sachs, telah meremehkan peran ekonomi nyata dalam krisis dibanding dengan pasar finansial yang diakibatkan kecepatan krisis. Kecepatan krisis ini telah membuat Sachs dan lainnya untuk membandingkan dengan pelarian bank klasik yang disebabkan oleh shock risk yang tiba-tiba. Sach menunjuk ke kebijakan keuangan dan fiskal yang ketat yang diterapkan oleh pemerintah pada saat krisis dimulai, sedangkan Frederic Mishkin menunjuk ke peranan informasi asimetrik dalam pasar finansial yang menuju ke "mental herd" di antara investor yang memperbesar risiko yang relatif kecil dalam ekonomi nyata. Krisis ini telah menimbulkan keinginan dari pelaksana ekonomi perilaku tertarik di psikologi pasar.
krisis moneter di Indonesia
Pada Juni 1997, Indonesia terlihat jauh dari krisis. Tidak seperti Thailand, Indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari 900 juta dolar, persediaan mata uang luar yang besar, lebih dari 20 miliar dolar, dan sektor bank yang baik.
Tapi banyak perusahaan Indonesia yang meminjam dolar AS. Pada tahun berikut, ketika rupiah menguat terhadap dolar, praktisi ini telah bekerja baik untuk perusahaan tersebut -- level efektifitas hutang mereka dan biaya finansial telah berkurang pada saat harga mata uang lokal meningkat.

Pada Juli, Thailand megambangkan baht, Otoritas Moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari 8 persen ke 12 persen. Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada 14 Agustus 1997, pertukaran mengambang teratur ditukar dengan pertukaran mengambang-bebas. Rupiah jatuh lebih dalam. IMF datang dengan paket bantuan 23 miliar dolar, tapi rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan September. Moody's menurunkan hutang jangka panjang Indonesia menjadi "junk bond".
Meskipun krisis rupiah dimulai pada Juli dan Agustus, krisis ini menguat pada November ketika efek dari devaluasi di musim panas muncul pada neraca perusahaan. Perusahaan yang meminjam dalam dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan rupiah, dan banyak yang bereaksi dengan membeli dolar, yaitu: menjual rupiah, menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi.
Inflasi rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di negara ini. Pada Februari 1998, Presiden Suharto memecat Gubernur Bank Indonesia, tapi ini tidak cukup. Suharto dipaksa mundur pada pertengahan 1998 dan B.J. Habibie menjadi presiden. mulai dari sini krisis moneter indonesia
memuncak

.Sejarah Krisis Moneter Di Indonesia


Arti dari Krisis Moneter adalah krisis yg berhubungan dengan  keuangan atau perekonomian suatu negara 
Krisis Moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand, dan mempengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di beberapa negara Asia, sebagian Macan Asia Timur. Peristiwa ini sering disebut krisis moneter “krismon” di Indonesia. Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand adalah negara yang paling parah terkena dampak krisis Moneter ini. Hongkong, Malaysia, dan Filiphina juga terpengaruh.
Penyebab terjadinya Krisis Moneter di Indonesia yaitu :

1. stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri di bidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut.
2. banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.
3. sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula

Krisis Moneter tentunya mempunyai dampak negatif maupun positif bagi negara-negara yang mengalami nya
Berikut dampak-dampak negatif Krisis Moneter bagi negara Indonesia : 
1.     Semakin melemahnya kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika tanggal 1 Agustus 1997.
2.     Pemerintah melikuidasi enam belas bank yang bermasalah.
3.     Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang di bentuk pemerintah untuk mengawasi puluhan bank bermasalah dengan mengeluarkan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (LKBI), menyebabkan manipulasi besar-besaran karena harga LKBI yang murah. Usaha yang diberikan pemerintah ini tidak memberikan hasil karena pinjaman bank bermasalah tersebut semakin membesar. Oleh karena itu, pemerintah harus menanggung utang yang sangat besar.
4.    Kepercayaan Internasional terhadap Indonesia menurun.
5.     Perusahaan milik Negara dan swasta banyak yang tidak dapat membayar utang yang akan atau bahkan telah jatuh tempo.
6.    Angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) meningkat karena banyak perusahaan yang melakukan efisiensi ataupun menghentikan kegiatan sama sekali.
7.     Persediaan barang nasional, khususnya Sembilan bahan pokok di pasaran mulai menipis pada akhir tahun 1997. Akibatnya, harga naik tak terkendali dan biaya hidup semakin tinggi.

Berikut dampak-dampak positif nya :
1.     Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat dilihat secara konkrit
2.     Indonesia mengubah ststus dari Negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
3.     Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.


sekian dari saya semoga bermamfaat... :)

1 komentar :

DonacoPoker Aman dan Terpercaya

Sedang mencari situs judi online yang aman dan terpercaya kami ada solusinya. DonacoPoker menjamin setiap kemenangan anda pasti akan terbayarkan dan juga memberikan kesempatan menang lebih besar dibanding situs-situs lainnya. Jadi jangan ragu lagi segera hubungi kami di :
WA : +6281333555662
atau langsung di Livechat kami di : donacopkr(titik)com

>>>DAFTAR<<<

Situs Judi Online

Balas